Pindah Tanam Pohon
Sikas atau pakis haji adalah tanaman hias yang lazim ditemukan ditanam di luar rumah. Tanaman ini merupakan anggota keluarga suku Cycadinae, di Indonesia juga dikenal sebagai mawar jambe. Sikas konon merupakan tanaman yang sudah ada sejak jutaan lalu, pada saat itu merupakan makanan dinosaurus. Sikas sebagai tanaman hias memiliki pesona yang sangat mengagumkan karena perpaduan struktur batang keras berkayu, cokelat berjonjot, dipadupadankan dengan daunnya yang berwarna hijau gelap mengkilap nan anggun. Sikas terkenal dengan pertumbuhan batang yang lambat, jika sikas berukuran 1 meter, dapat dikatakan sikas tersebut sudah berumur sekitar 10 tahun. Daun eksotisnya tumbuh panjang nan elok, bisa mencapai 75cm!
Nama ilmiah (botanical name): Cycas sp
Bibit berasal dari: tunas akar
Rekomendasi dataran dan kondisi tempat tumbuh optimal: dataran rendah / iklim panas / suhu 30-35°C
Kebutuhan sinar matahari: full sun (penyinaran sepanjang hari)
Jika ditanam di pot, rekomendasi ukuran pot: diameter 20-30 cm
Media tanam yang digunakan: tanah humus atau tanah kompos
Intensitas penyiraman: satu kali dalam sehari
Ilustrasi ukuran tanaman saat dikirim ke Anda: 20-40 cm
Ilustrasi tinggi tanaman ketika tumbuh besar: tinggi 100 – 200 cm
Tips pemberian pupuk (pemupukan): dilakukan kira-kira 30 hari sekali, menggunakan pupuk NPK Daun
Daun Elsa merupakan jenis tanaman hias daun yang memiliki daun berbentuk oval, kecil dan mengkilap. Daunnya dapat berubah warna mulai dari pink pucat, kemudian akan berubah menjadi pink kehijauan / kekuningan dan akan berubah menjadi hijau pekat pada saat daunnya tua. Pada saat itu pula, tanaman akan menghasilkan pucuk baru dengan warna yang sama yakni pink pucat. Warna tangkainya mengikuti warna daunnya. Perubahan warnanya ini yang membuat tampilannya semakin menarik.
Tanaman daun Elsa atau dalam bahasa Latin disebut Alocasia x amazonica, adalah tanaman hias tropis yang populer karena memiliki daun yang indah dan unik. Tanaman ini merupakan hasil persilangan antara dua spesies tanaman Alocasia, yaitu Alocasia longiloba dan Alocasia sanderiana. Tanaman ini memiliki daun berbentuk hati yang besar, tebal, dan mengkilap, dengan pola warna putih atau perak yang menarik di bagian atas daun dan warna hijau tua yang mengkilap di bagian bawah daun.
Tanaman daun Elsa bisa tumbuh hingga mencapai ketinggian 60-90 cm dan lebar sekitar 45-60 cm. Tanaman ini bisa ditanam di pot maupun di tanah langsung di halaman rumah atau taman. Tanaman ini cocok untuk ditanam di area yang teduh dengan sinar matahari yang cukup, namun bisa juga tumbuh dengan baik di bawah sinar matahari langsung dengan catatan perlu disiram dan diberi perlindungan pada siang hari.
Perawatan tanaman daun Elsa cukup mudah. Tanaman ini membutuhkan tanah yang lembab dan gembur, serta drainase yang baik. Selain itu, tanaman ini juga membutuhkan pupuk dengan dosis yang tepat dan teratur. Jangan memberikan terlalu banyak air pada tanaman ini, karena bisa membuat akar membusuk. Sebaliknya, jangan biarkan tanaman kering terlalu lama, karena bisa membuat daun menguning dan akhirnya gugur.
Satu hal penting yang perlu diingat saat menanam tanaman daun Elsa adalah bahwa semua bagian tanaman ini mengandung senyawa yang bisa menyebabkan iritasi pada kulit dan mukosa, termasuk getah, daun, batang, dan akar. Oleh karena itu, perlu hati-hati saat menanganinya, dan sebaiknya menggunakan sarung tangan dan alat perlindungan diri lainnya saat memangkas atau merawat tanaman ini.
Tanaman daun Elsa dapat ditanam secara individual maupun dikombinasikan dengan tanaman hias lainnya dalam satu pot atau area taman. Tanaman ini bisa menjadi pilihan yang menarik untuk menghiasi ruangan dalam rumah atau area terbuka lainnya, dengan menambahkan sentuhan tropis yang indah.
Keji Beling atau Kecibeling (Strobilanthes crispus) merupakan salah satu jenis tumbuhan obat dari anggota suku tanaman berbunga Acanthaceae. Tanaman perdu asal Madagaskar ini juga dikenal dengan sebutan enyoh kelo (Jawa), keci beling, dan picah beling (Betawi). Biasanya tanaman ini banyak tumbuh di hutan, tebing-tebing, tepi sungai, ataupun dijadikan sebagai tanaman pagar di pekarangan.
Ciri khas tanaman kejibeling adalah pertumbuhannya bersifat semak dan mampu tumbuh hingga 1 s.d 2 meter. Batangnya bulat, beruas, berambut kasar dan bewarna hijau. Sementara cabang tanaman tumbuh dari akarnya sehingga lebih mudah dipisahkan dari tanaman induknya.
Daunnya tunggal, langset, berwarna hijau dan bertangkai pendek. Permukaannya kasar dan bergerigi pada bagian tepinya. Sedangkan bunganya berbentuk corong, berambut dan berwarna kuning atau ungu. Selain itu, tanaman ini juga mampu menghasilkan buah berbentuk gelondong dan berisi 2-4 biji kecil berwarna coklat, bulat dan pipih. Populer dimanfaatkan sebagai obat tradisional dengan cara diseduh seperti teh ataupun direbus.
Manfaat Tanaman Keji Beling:
Tinggi tanaman 20-30 cm saat dikirimkan.
Kelor (Drumstick tree) merupakan sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae yang dapat beradaptasi baik di dataran rendah maupun tinggi (1000 m dpl). Kelor atau Marunggai termasuk tanaman yang menyukai sinar matahari full, sehingga cocok dibudidayakan di lahan terbuka, dijadikan sebagai pembatas atau pagar di halaman rumah. Pohon kelor tumbuh tegak, dengan ketinggian hingga 6,1 meter dengan laju pertumbuhan 4,6 meter / tahun.
Kelor dikenal juga dengan nama moringa, horseradish tree, limaran, moringga dan malunggay. Terdapat banyak nutrisi serta kandungan yang sangat penting pada daun kelor untuk kesehatan, sehingga daun kelor banyak dimanfaatkan sebagai sayuran, jus, teh dan obat herbal yang dapat mencegah berbagai macam penyakit.
Daun kelor dijuluki dengan nama The Miracle Tree (Tanaman ajaib) oleh para ilmuan, karena banyaknya manfaat dan khasiat yang sangat baik untuk kesehatan tubuh. Dapat mencegah penyakit seperti kanker, diabetes, anemia, penuaan, liver, jantung, batu ginjal, merangsang produksi ASI, menurunkan darah tinggi, menghilangkan nyeri pada rematik, menjaga mata agar tetap sehat dan menjaga kekebalan tubuh agar tidak mudah terserang oleh penyakit.
Bibit kelor adalah bibit tanaman dari spesies Moringa oleifera yang berasal dari India dan Pakistan. Tanaman kelor sudah lama digunakan sebagai sumber makanan dan pengobatan di negara-negara tropis dan subtropis di seluruh dunia. Kelor dikenal sebagai "pohon ajaib" karena hampir semua bagian tanaman kelor dapat dimanfaatkan sebagai sumber nutrisi dan obat-obatan.
Bibit kelor dapat ditanam di lahan kering maupun basah, meskipun tanah yang subur dan gembur lebih disukai. Kelor tumbuh dengan baik pada ketinggian di bawah 600 meter di atas permukaan laut dan membutuhkan sinar matahari yang cukup. Bibit kelor bisa diperbanyak dengan biji atau stek.
Biji kelor biasanya diambil dari buah yang sudah matang. Setelah biji direndam dalam air selama beberapa jam, biji kemudian bisa ditanam langsung di tanah dengan kedalaman 2-3 cm. Proses penanaman ini perlu dilakukan pada musim hujan atau saat awal musim kemarau. Bibit kelor juga bisa ditanam dalam pot atau polybag dan dipindahkan ke lahan setelah tumbuh lebih besar.
Saat ditanam, bibit kelor perlu mendapatkan perawatan seperti penyiraman dan pemupukan. Kelor termasuk tanaman yang tahan kekeringan, namun bibit kelor yang baru ditanam membutuhkan penyiraman yang cukup untuk membantu pertumbuhan akar. Pemupukan dengan pupuk organik juga bisa membantu bibit kelor tumbuh dengan sehat.
Setelah bibit kelor tumbuh menjadi tanaman dewasa, hampir semua bagian tanaman kelor bisa dimanfaatkan. Daun kelor biasanya dijadikan sayuran atau teh daun kelor, biji kelor bisa digunakan untuk membuat minyak kelor atau bahan pengganti kopi, kulit kayu kelor bisa digunakan sebagai bahan obat-obatan, dan akar kelor bisa digunakan sebagai penstabil tanah.
Dalam bidang kesehatan, kelor juga diketahui memiliki banyak manfaat kesehatan seperti membantu meningkatkan daya tahan tubuh, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan produksi ASI, dan lain sebagainya. Karena manfaatnya yang begitu banyak, bibit kelor menjadi pilihan yang baik untuk ditanam baik di pekarangan rumah maupun di lahan pertanian.